Kredibilitas dan Kepribadian Da’i.
Da’i dalam perspektif ilmu komunikasi
dapat dikate gorikan sebagai komunikator yang bertugas menyebarkan dan
menyampaikan informasi-informasi dari sumber (source)
melalui
saluran (chanel) yang sesuai pada komunikan (receiver).
Untuk menjadi komuni-kator yang baik dituntut adanya kredibilitas yang
tinggi yaitu suatu tingkat kepercayaan yang tinggi padanya dari komunikannya.
Komunikator yang baik adalah komunikator yang mampu menyampaikan informasi
atau pesan
(message)
kepada komunikan (obyek) sesuai dengan yang diinginkan.[1]
Kredibilitas seorang da’i tidak tumbuh
dengan sendirinya ia harus dibina atau dipupuk. Memang
kredibilitas erat kaitannya dengan karisma, seorang da’i yang kredibilitasnya tinggi adalah seorang
yang mempunyai kompetensi di bidang yang ingin ia sebarkan, mempunyai jiwa yang
tulus dalam berak-tivitas, senang terhadap pesan-pesan yang ia miliki, berbudi
luhur serta mempunyai status yang cukup walau tidak harus tinggi. Dari sana
berarti seorang da’i yang ingin memiliki kredibilitas tinggi harus berupaya
membentuk dirinya dengan sungguh-sungguh.[2]
Dengan mencermati uraian di atas dapat dipahami bahwa di
antara aspek yang mampu membangun kredibilitas adalah aspek yang berhubungan
dengan kepribadian, yaitu sebuah sifat esensi yang mestinya melekat pada
seorang da’i, apakah yang bersifat jasmaniah atau yang bersifat ruhaniah.
Kepribadian Da’i yang Bersifat
Jasmaniah
Hemat penulis kepribadian da’i yang bersifat
jamaniah di zaman seperti sekarang ini (kontemporer) meliputi:
§ Sehat jasmani; yaitu berpenampilan prima, terkesan
sehat dan tegar.
§ Berpakaian
indah-rapi dan pantas (estetis dan etis); yaitu berbusana yang dipandang serasi atau baik menurut pandangan
agama dan masyarakat.
§ Bersih dan
beraroma segar; yaitu berpenampilan bersih-rapi pada bagian-bagian tertentu
pada tubuhnya, seperti rambut, kumis, janggut, kuku, gigi, dan terbiasa memakai
harum-haruman (ferfum).
Kepribadian Da’i
yang Bersifat Ruhaniah
Secara umum para pakar mengemukakan beberapa
karak-teristik kepribadian da’i yang bersifat ruhaniah antara lain:
§ Taqwa dan BerpikirZikir; artinya memilki iman yang kuat dan berpikir Islami.
§
Siddiq dan amanah; artinya menunjukkan (memiliki) sikap
benar, jujur yang serasih dan terpuji antara perkataan dan perbuatan serta
bertanggungjawab.
§
Raja’ dan Hub; artinya bersikap penuh pengharapan dan mencitai
Allah di atas segala-galanya.
§
Ihsan; artinya senantiasa berbuat kebajikan dengan tulus.
§
Al-haya’; artinya berperasaan malu yang dalam kepada Allah dan kepada manusia (masyarakat).
§ Ridha; artinya bersikap syukur atas segala
nikmat Allah.
§
Ramah dan ikhlas; artinya bersikap hormat, simpatik,
lapang dan menghargai.
§
Tawadhu dan istiqomah; artinya bersikap rendah
hati dan teguh
pendirian.
§ Antusias; artinya bersikap semangat dan
positif dalam tugas.
§ Sabar dan
tawakal; artinya
bersikap sabar dan berserah diri kepada Allah terhadap apa yang telah
dikerjakan.
§
Tidak berhati hasad; artinya berhati fitrah dan positif.
§
Berakhlak mulya; artinya luhur dalam perkataan dan perbuatan.
§
Uswah (suri tauladan); artinya tauladan atau figur dalam masyarakat.
§
Disiplin dan bijaksana; artinya menepati norma agama dan masyarakat.
§
Berpandangan luas; artinya tidak
bersikap picik.
§
Berpengetahuan luas; artinya berpengetahuan yang memadai.
Kepribadian Da’i yang Bersifat Ruhaniah
·
Taqwa dan BerpikirZikir;
·
Siddiq dan Amanah;
·
Raja’ dan Hub;
·
Ihsan;
·
Al-Haya’;
·
Ridha;
·
Ramah dan Ikhlas;
·
Tawadhu dan Istiqomah;
·
Antusias;
·
Sabar dan Tawakal;
·
Tidak Berhati Hasad;
·
Berakhlak Mulya;
·
Uswah (Suri Tauladan);
·
Disiplin dan Bijaksana;
·
Berpandangan Luas;
·
Berpengetahuan Luas;
Karakteristik kepribadian Da’i yang bersifat ruhaniah tersebut menurut
hemat penulis kalau dielaborasi dengan pendekatan filsafati Islami, maka karakteristik
kepribadian Da’i yang bersifat ruhaniah dapat diidentifikasi sebagai wujud
berfikirZikir dan atau berfikir Islami.
0 komentar:
Posting Komentar