EPISTEMOLOGI (TEORI) DAKWAH

A. Epistemologi Berbicara di Depan Umum
1.
Lebih
mengutamakan berbicara dengan hati.
Maksudnya, dalam berbicara di
depan umum jangan terpaku pada pokok bahasan yang dibawakan dan arahan yang
disusun. Penekanan berbicara dengan hati jauh lebih enak dan nyaman dibanding
harus berbicara dengan penuh konsentrasi hanya pada gaya bahasa. Orang lebih
nyaman mendengar percakapan ketika pembicara berbicara dalam kondisi bebas dan
tidak dipaksakan.
2.
Kuasai tatap
pandang mata dengan audiens.
Ketika berbicara, jangan memandang hanya
kepada satu titik. Biarkan tatap pandang dan/atau mata menjelajah kemana-mana
untuk mengetahui intensitas ketertarikan audiens. Apabila anda menangkap sinyal audiens agak kurang perhatian,
anda bisa menekankan pandangan anda pada dirinya, dan lebih baik lagi jika
bahasa tubuh anda mengarah kepadanya agar
ia merasa diperhatikan.
3. Intonasi suara harus dinamis.
Suara yang datar tidak berirama membuat
audiens menjadi bosan dan ingin tidur. Demikian pula suara yang tinggi dan
memekakkan telinga membuat saraf pendengaran audiens menjadi terganggu.
Dinamiskan suara dan kendalikan suara anda
pada titik nyaman anda ketika berbicara. Intonasi yang dipaksakan akan membuat
anda tidak nyaman dalam berbicara.
4. Bahasa tubuh harus sesuai penekanan masalah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa
ketika manusia mendengar, ternyata jauh lebih banyak menggunakan matanya dibanding
telinganya. Coba anda membaca buku sambil mendengar musik, hapalkan lirik musik
tersebut sambil membaca buku dengan suara yang nyaring dipastikan anda
mengalami kesulitan, tetapi coba anda hapalkan isi buku sambil mendengarkan musik,
tentu jauh lebih mudah., artinya, apa yang sebenarnya ditangkap pendengaran
audiens dalam percakapan sebenarnya adalah apa yang mereka lihat, baru apa yang
mereka dengar. Karenanya lakukan bahasa tubuh yang tepat.
5. Perluas
pengetahuan, wawasan dan bahasa.
Mengemas pembicaraan untuk menjadi lebih menarik adalah penting,
sekalipun pembicaraan tentang hal-hal yang sangat membosankan. Artinya, seorang
pembicara yang baik harus memiliki pengetahuan, wawasan dan bahasa yang
baik, agar pembicaraan dapat terdengar lebih
menarik.
B. Epistemologi
MC (Master of Ceremony)
Suksesnya suatu acara sangat
ditentukan oleh variabel yang mendukung acara tersebut, salah satu variabel
yang sangat penting adalah MC (Master of Ceremony). Menjadi seorang MC yang
baik tentunya membutuhkan pengetahuan dan kemampuan khusus.

Karakteristik MC yang baik
1.
Suara dan teknik berbicara
a.
Teknik memproduksi suara
1)
Speed, standar
kecepatan suara harus disesuaikan.
2)
Volume, suara
yang dihasilkan harus bulat.
3)
Tone, tinggi rendahnya suara, agar audience tidak merasa bosan.
4)
Timbre (jenis nada), suara yang ekspresif akan sangat mudah mempengaruhi
audience.
5)
Power,
kekuatan suara yang dihasilkan harus tepat dan sesuai dengan pemakaian kata.
6)
Breath (nafas),
berbicara dengan nafas perut, karena suara yang dihasilkan lebih dalam, power
lebih kuat dan lebih terasa nikmat untuk didengar.
b. Teknik
berbicara
1)
Intonasi, sebaiknya suara
tidak datar, tetapi berirama.
2)
Artikulasi, setiap kata yang diucapkan haruslah jelas benar, sehingga
mudah dipahami.
3)
Phrasing, (penyusunan kata) dalam berbicara sebaiknya memberikan jedah (spasi) agar dapat dimengerti.
4)
Stressing, memberikan energi dalam suara, agar tidak menimbulkan kesan
loyo.
5)
Infleksi, lagu kalimat, perubahan nada suara, hindari pengucapan yang sama bagian
setiap kata (redundancy). Inflesi
naik menunjukkan adanya lanjutan kalimat atau menurun untuk menunjukkan akhir
kalimat. Semakin sering training MC akan membuat anda menjadi terbiasa.
2. Menciptakan
suasana dengan suara:
a. Acara Resmi
Speed : Natural-lambat
Tone : Rendah
Volume : Kuat
Power : Kuat
Timbre : Khidmat, serius
Speed : Natural-lambat
Tone : Rendah
Volume : Kuat
Power : Kuat
Timbre : Khidmat, serius
b. Acara Hiburan
Speed : Kadang agak cepat
Tone : Fluktuatif
Volume : Kuat
Power : Kadang-kadang kuat
Timbre : Khidmat, serius
Tone : Fluktuatif
Volume : Kuat
Power : Kadang-kadang kuat
Timbre : Khidmat, serius
3.
Penampilan
Harus disesuaikan dengan penyelenggaraan dan karakte-ristikacara, termasuk penggunaan/ pemakaian busana. Misalnya, MC pada pernikahan pengantin yang
menggunakan pakaian adat, maka sebaiknya MCnya menggunakan pakaian adat.
4.
Bahasa
Tubuh
Bahasa tubuh yang harus diperhatikan seorang
MC
a.
Duduk dengan tubuh tegak, bahu relaks, tangan di atas pangkuan.
b.
Berdiri, untuk wanita membentuk sudut 45°, tegak, dada tegap, bahu
relaks, kaki rapat
sejajar sedikit miring menyamping kiri, untuk pria kaki sedikit terbuka lurus.
c.
Berjalan, tubuh tegap, bahu relaks dan langkah mantap.
5.
Cara meningkatkan rasa percaya diri
a.
Evaluasi diri
b.
Memperluas
wawasan agar tidak canggung dan merasa khawatir bertemu dan berbicara dengan
siapa pun.
c.
Memperbaiki
penampilan.
6.
Cara mengatasi
grogi
a.
Persiapan
yang baik.
b.
Datang
sebelum jadual acara.
c.
Adaptasi
dengan area/kondisi acara.
d.
Relaksasi
7. Tampil memikat
a.
Eye contact, selalu bertatap mata dengan audience. Jika sedang grogi
usahakan pandangan di atas kepala audience. Pada saat menyebut tamu VIP,
pandanglah person pejabat tersebut.
b.
Opening touch, pada saat audience belum siap untuk memulai acara, MC dituntut
untuk memiliki kemampuan dalam mencairkan suasana dengan opening touch yang
berbentuk lelucon, pertanyaan, atau pernyataan yang controversial.
c.
Emotional content, untuk menciptakan suasana kebersamaan dan dialogis dengan
berupaya agar pembicaraan memiliki emosi yaitu melalui penegasan kata,
pengulangan kata, menunda kata, dan memper-panjang kata.
8. Penguasaan acara, dapat diperoleh melalui:
a.
Melangkah
dengan tenang dan yakin
b.
Cari
tempat berdiri yang tepat, dapat dilihat oleh orang seba nyak mungkin.
c.
Berdiri
tegak, jangan posisi membungkuk, miring atau bersandar.
d.
Memulai acara dengan terlebih dahulu memberi salam dengan tulus dan
sungguh-sungguh.
e.
Berbicara
dengan suara yang cukup jelas, tidak terkesan cepat atau terkesan lambat, jangan monolog tetapi dialog, gunakan intonasi
suara yang sesuai.
f.
Ekspresi
wajah harus cerah berseri. Resep: Lupakan diri (tidak self centered).
9.
Etika yang harus diperhatikan seorang MC
a.
Seorang MC tidak harus membacakan susunan acara pada pembukaan acara, kecuali
untuk acara resmi.
b.
Seusai
pejabat memberikan sambutan pada acara resmi, MC tidak memberikan ucapan terima
kasih, komentar atau tanggapan tentang sambutan tersebut.
c.
Bila MC mempersilahkan
pejabat untuk menberikan sambutan, sebaiknya MC bergerak meninggalkan mic pada saat yang sama ketika pejabat telah di depan mic.
d.
Jangan
memulai acara berikutnya sebelum pejabat yang baru saja selesai memberikan
sambutan tiba kembaki di tempat duduknya.
e.
Apabila
acara tersebut banyak melibatkan wartawan, fotografer dan kameramen, maka secara formal MC memberi kesempatan kepada mereka untuk mengambil gambar dan segera akhiri
dengan cara yang sama.
f.
Untuk kertas catatan MC, harus mengggu-nakan kertas yang terpotong rapi dengan catatan yang teratur dan
jangan mengangkat kertas catatan terlalu tinggi.
g.
Jangan
memukul, meniup atau selalu menggerak- gerakkan mic, sebelum dan pada saat berbicara.
C.
Syarat dan Rukun Khutbah
Jumat
1.
Syarat-syarat Khutbah Jum’at
a.
Khutbah
Jumat didahulukan, setelah selesai dilanjutkan shalat Jum’at tanpa jedah,
kecuali iqamah.
b.
Duduk
tuma’ninah antara dua khutbah (menurut mazhab Syafiiyah), dan membaca do’a
(surah al-Ikhlas).
c.
Khutbah
Jumat baru dapat dilaksanakan setelah matahari tergelincir.
2.
Rukun Khutbah
Jumat
a.
Membaca
hamdalah baik pada khutbah pertama
maupun pada khutbah kedua.
b.
Membaca
shalawat Nabi baik pada khutbah
pertama maupun pada khutbah kedua
c.
Berwasiat
untuk taqwa kepada jamaah diutama-kan pada khutbah pertama.
d.
Membaca
ayat al-Qur’an, apakah pada khutbah
pertama atau pada khutbah kedua.
e.
Membaca
do’a untuk kaum muslimin dan muslimat khusus pada khutbah kedua. (Lihat AbdurrahmanAl Jaziri, Al Fiqih ‘Ala Al Madzahib Al ‘Arba’ah, jilid I/390).
D.
Standar Umum Durasi Dakwah bi al-Lisan
·
Khotbah Idul Fitri dan
Idul Adha ± 20 menit
·
Khotbah Jumat ± 15
menit
·
Ceramah majlis Taklim ±
20 menit
·
Ceramah ramadhan ± 15
menit
·
Ceramah subuh ramadhan ±
10 menit
·
Ceramah subuh di luar
ramadhan ± 7 menit
·
Ceramah dhuhur ± 7
menit
·
Ceramah ta’ziah ± 25
menit
·
Ceramah (nasehat)
pernikahan ± 10 menit
·
Ceramah mapacci ± 10
menit
·
Ceramah aqiqah ± 10
menit
·
Ceramah manasik haji ±
20 menit
0 komentar:
Posting Komentar