Pages

Minggu, 17 Agustus 2014

Pemaknaan Sekuler



Sekular berasal dari bahasa Inggris, yaitu secular yang berarti: bersifat duniawi, fana, temporal, yang tidak bersifat spiritual, abadi dan sakral; kehidupan di luar biara, dan sebagainya. Secara istilah, sekular dapat diartikan sebagai keterbebasan manusia pertama-tama dari agama kemudian metafisika yang mengatur nalar dan bahasanya. Dalam pengertian lain adalah keterlepasan manusia di segala sektor kehidupannya dari dominasi lembaga-lembaga dan simbol-simbol keagamaan. Dua definisi tersebut menunjukkan bahwa sekular adalah keterbebasan manusia dalam cara berfikirnya dan dalam segala sektor kehidupan pribadi dan masyarakat yang berwujud dalam berbagai aspek kebudayaan, dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika, sehingga bersifat duniawi belaka.[1]
Pandangan sekular adalah sebuah pandangan yang tidak mendasarkan diri pada keyakinan tentang Tuhan, alam gaib, hari akhir dan segala sesuatu yang keberadaannya meniscayakan eksistensi Tuhan. Pandangan ini berakibat langsung pada separatisasi pengetahuan dari dimensi ke-Tuhanan. Oleh karena itu, sekularisme melahirkan sebuah pengetahuan yang tidak memiliki nilai sakralitas. Keimanan dianggap sesuatu yang tidak penting dalam masalah keilmuan dan karena itu iman tidak perlu ada dalam proses pencarian, perumusan, serta aplikasi ilmu.
Dengan demikian, pandangan sekular adalah sebuah pandangan yang tidak mendasarkan diri pada keyakinan tentang Tuhan, alam gaib, hari akhir dan segala sesuatu yang keberadaannya meniscayakan eksistensi Tuhan. Pandangan ini merupakan separatisasi pengetahuan dari dimensi ke-Tuhanan. Oleh karena itu, sekularisme akan melahirkan sebuah pengetahuan yang tidak memiliki nilai sakralitas. Keimanan adalah sesuatu yang tidak penting dalam masalah keilmuan. Iman tidak perlu ada dalam proses pencarian, perumusan, serta aplikasi ilmu.


[1]Lihat Juhaya S. Pradja, Aliran-aliran Filsafat dari Rasionalisme hingga Sekularisme (Bandung: Alva Gracia CV, 1987), h. 94.

0 komentar:

Posting Komentar