Jenis Pengetahuan
Beranjak
dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka
di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Buharnuddin
Salam mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense, dan
sering diartikan dengan good sense,
karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik.
Dengan common sense, sampai pada
keyakinan secara umum tentang sesuatu, di mana mereka akan berpendapat sama
semuanya. Common sense dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai
untuk menyiram bunga, makanan dapat mengenyangkan rasa lapar, musim kemarau
akan mengeringkan sawah tadah hujan, dan sebagainya.[1]
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan
pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan obyektif.[2]
Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha
untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common science, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu
pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu dapat merupakan suatu metode
berpikir secara obyektif (obyektif
thingking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual.
Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melelui observasi,
eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu obyektif dan menyampingkan unsur
pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak dipengaruhi oleh
sesuatu yang bersifat kedirian (subyektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu
merupakan milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan
keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam
ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati pancaindera manusia.
Ketiga, pengeathuan filsafat, yakni pemikiran yang diperoleh yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu
bidang pengetahuan yang sempit dan rigid,
filsafat membahas hal yang lebih luas
dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan
kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar
kembali.
Keempat,
pengetahuan agama, yakni pengetahuan
yang hanya dipertoleh dari Tuhan lewat para Rasul-Nya. Pengetahuan agama
bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para
pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran
tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan
vertical dan cara hubungan dengan
sesama manusia, yang lazim juga disebut dengan hubungan horizontal. Pengetahuan agama yang lebih penting informasi tentang
Tuhan, juga informasi tentang hari akhir (Akhirat).
Iman kepada hari akhirat merupakan ajaran pokok agama
dan sekaligus merupakan ajaran yang membuat manusia optimis akan masa depannya.
Menurut para pengamat, agama masih
bertahan sampai sekarang karena adanya doktrin tentang hidup setelah mati
karenanya masih dibutuhkan.
Mengelaborasi
jenis-jenis pengetahuan yang telah dikemukakan oleh Buharnuddin Salam, maka penulis memahami bahwa
pengetahuan menurut jenisnya ada empat, yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan
ilmu, pengetahuan filsafat, pengetahuan agama.
2.
Perbedaan
Pengetahuan dengan Ilmu
Mengelaborasi sejumlah pengertian yang
dikemu-kakan para ilmuan, sering ditemukan kerancuan antara pengertian pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan
ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata mejemuk yang mengandung
arti tersendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai tulisan yang
membicarakan tentang ilmu pengetahuan.
Namun jika kedua kata itu berdidri sendiri-sendiri, akan tampak perbedaan
antara keduanya.[3]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan,
ilmu adalah pengetahuan.[4]
Dari asal katanya, dapat diketahui bahwa pengetahuan diambil dari kata dalam
bahasa Inggris yaitu knowledge, sedangkan ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari bahasa Arab ilm.[5]
Beberapa definisi yang telah disebutkan
sebelumnya, pada definisi berikut pun tidak jauh berbeda, pengetahuan merupakan
hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu obyek tertentu. Perbedaan dapat berwujud barang-barang fisik,
pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indara maupun lewat
akal, dapat pula obyek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang
bersangkutan dengan masalah kejiwaan.[6]
Upaya dalam memperjelas pemahaman, perlu juga dibedakan antara
pengetahuan yang sifatnya prailmiah.
Dengan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang bersifat prailmiah ialah pengetahuan
yang belum memenuhi syarat-syarat ilmiah pada umumnya. Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan
yang harus memenuhi syarat-syarat ilmiah. Pengetahuan pertama disebut pengetahuan
biasa, pengetahuan kedua disebut disebut pengetahuan ilmiah.[7]
Adapun
syarat-syarat yang dimiliki oleh pengetahuan ilmiah adalah: harus memiliki
obyek tertentu (formal dan material) dan harus bersistem (harus runtut). Di
samping pengetahuan ilmiah harus memiliki metode tertentu dengan sifatnya yang
umum. Metode itu meliputi metode deduksi, induksi, dan analisis.[8]
Setelah
dikemukakan beberapa pengertian pengeta-huan, selanjutnya dikemukakan beberapa
pengertian ilmu sebagai bahan perbandingan. Dalam Encyclopedia Americana,
dijelaskan bahwa ilmu (science) adalah pengetahuan yang bersiaft positif dan
sistematis.[9]
The Liang Gie mengutip Paul
Freedman dari buku The Principles
of Sciencetific Research memberi
batasan ilmu sebagai berikut:
Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan
melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih
lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian
hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya pada dan
mengubah sifat-sifatnya sendiri.[10]
Carles
Siregar merumuskan, ilmu adalah
proses yang membuat pengetahuan.[11]
Dalam arti umum , ilmu sering dijadikan pembeda, umpamanya untuk membedakan
antara disiplin Ilmu Pengetahuan Alam Sementara itu, Jujun dalam buku Ilmu
dalam Perspektif menulis: “…ilmu lebih bersifat merupakan kegiatan daripada
sekedar produk yang siap dikonsumsikan.[12]
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat
ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai
berikut:“Kalau ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu
berbeda dari pengetahuan biasa karena cirri sistematisnya”.[13]
Berdasarkan sejumlah keterangan di atas, dapat disim-pulkan
bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan itu terlihat
dari sifat sistematik dan cara memperolehnya.
Perbedaan tersebut menyangkut pengetahuan prailmiah atau pengetahuan
biasa, sedangkan pengetahuan ilmiah dengan ilmu tidak mempunyai perbedaan yang
berarti.
Dalam perkembangannya lebih lanjut di Indonesia,
pengetahuan disamakan dengan artinya dengan ilmu. Hal ini dapat dilihat dari
pendapat-pendapat berikut: Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima
(ia telah mengetahui). Kata jadian ilmu
berarti pengetahuan.[14]
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bahasa,
pengetahuan dan ilmu bersinonim arti,
sedang dalam arti material, keduanya
mempunyai perbedaan.
0 komentar:
Posting Komentar