Macam-macam Instrumen Dakwah
A.
Instrumen Lisan,
B.
Instrumen Amalan,
C.
Instrumen Lukisan,
D. Instrumen Audio
E.
Instrumen Audio
visual dan
F.
Instrumen Tulisan,
Persiapan Dakwah
Berdasarkan model persiapan ceramah
dapat dibedakan menjadi 4(empat) jenis yaitu:
1.
Impromtu
2.
Manuskrip
3.
Memoriter
4.
Ekstempore
1. Impromtu, adalah ceramah yang sifatnya
mendadak tanpa persiapan, jadi kalaupun ada, persiapannya bersifat spontan dan
sebentar sekali. Misalnya anda sedang menghadiri sebuah pesta, tiba-tiba anda
diminta untuk menyampaikan ceramah (biasanya sebagai kehormatan tersendiri bagi
anda dan kebanggaan tersendiri bagi hadirin). Ceramah seperti ini disebut
ceramah Impromtu, ceramah yang waktu persiapannya sangat sebentar
sehingga menuntut banyak improvisasi dalam penyampaian.
Untuk para dai yang masih pemula,
cara impromtu ini sebaiknya dihindari. Karena besar kemungkinan cara ini bisa
mengakibatkan demam panggung (karena merasa kurang atau tidak siap); ceramah
jadi terbata-bata hingga bisa juga sampai kacau. Lain halnya bagi mereka yang
sudah pengalaman (senior), cara impromtu ini biasanya membawa berkah
tersendiri. Kalaupun cara ini bukan atas keinginan dai itu sendiri, melainkan
karena permintaan mendadak, namun ia bisa juga membawa berbagai keuntungan.
Pertama, ceramah impromtu lebih orisinal dalam arti lebih dapat mengungkapkan
perasaan penceramah yang sebenar-nya, karena ia tidak bisa memikirkan terlebih
hulu materi yang disampaikannya. Dan kedua, materi ceramahnya bisa jadi lebih
segar dan hidup sesuai dengan situasi yang dihadapi, karena muncul secara
spontan.
2. Manuskrip, ini adalah ceramah
dengan persiapan makalah. Jadi ceramah anda berusaha dulu membuat makalah yang
baik, dan sewaktu menyampaikannya, anda akan berpatokan pada makalah yang telah
dipersiapkan itu.
Tapi bagi dai yang sudah
berpengalaman, terkadang makalah tidak terlalu dijadikan pegangan ketika
mempre-sentasikan ceramahnya. Meski makalah itu sudah dibuat sedemikian matang,
namun dalam penyampaiannya ia lebih menekankan pada improvisasi sesuai dengan
tantangan situasi dan kondisi. Hal ini mengingat bahasa lisan (penyampaian
ceramah), bagaimanapun memiliki perbedaan dengan bahasa tulisan seperti
makalah.
1.
Memoriter, pesan
ceramah jenis ini ditulis kemudian diingat kata perkata. Jadi cara persiapannya adalah dengan mengingat kata demi kata. Kelebihan cara ini
memungkinkan pemilihan ungkapan yang lebih tepat, susunan materi yang rapi,
gerak dan isyarat yang disesuaikan dengan laju uraian. Tapi karena pesan sudah
tetap, maka kekakuan terhadapnya dapat mengakibatkan kurang terjalinnya kontak
antara pesan dengan pendengar, kurang langsung, serta tidak leluasa
berimprovisasi sesuai dengan tantangan yang ada (misalnya celetukan orang yang
sebenarnya perlu disambar dengan sesuatu yang pas dan lucu, adanya yang ngantuk
dan sebagainya), bahkan perhatian bisa beralih dari makna kata-kata kepada
usaha mengingat-ingat. Bahaya terbesar timbul bila satu kata atau lebih hilang
dari ingatan.
Cara ini biasanya digunakan untuk
latihan dai-dai cilik yang dilatih sebagai calon dai. Karena mereka sebenarnya
belum punya pendapat atau pendirian yang matang, mengenai berbagai masalah atau
ajaran agama, maka jalan yang termudah buat mereka adalah dengan jalan
menghafal materi yang sudah diberikan. Pelatih para dai kecil ini boleh jadi
sekaligus merangkap jadi pemberi materi.
Kalau kita nonton
Pildacil belakangan di Lativi, segera tampak bahwa ceramah para da’i-da’i itu
antara lain lewat latihan menghafal. Ini misalnya terlihat antara lain dari
materi-materi dan dari segi umur, tidak mungkin dilontarkan anak sekecil
mereka, seperti tentang tawuran di DPR, tawuran mahasiswa, kritik atas berbagai
masalah sosial dan seterusnya.
2. Ekstempore, adalah jenis ceramah yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh da’i yang mahir. caranya, ceramah sudah
dipersiapkan sebelumnya berupa out-line (garis besar) dan pokok-pokok penunjang bahasan (supporting
points).
Tetapi penceramah tidak beruasaha
mengingatnya kata demi kata. Out-line
itu hanya merupakan pedoman untuk mengatur (memetakan) gagasan yang ada dalam
pikiran kita. Keuntungan ekstempore ini ialah komunikasi pendengar dengan
penceramah lebih baik karena pence-ramah berbicara langsung kepada pendengar,
pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya
lebih spontan.
0 komentar:
Posting Komentar