Pages

Kamis, 11 Desember 2014

Instrumen dakwah dan persiapan dakwah

Macam-macam Instrumen Dakwah



A.       Instrumen Lisan,
B.       Instrumen Amalan,
C.       Instrumen Lukisan, 
D.  Instrumen Audio
E.       Instrumen Audio visual dan
F.        Instrumen Tulisan


Persiapan Dakwah
Berdasarkan model persiapan ceramah dapat dibedakan menjadi 4(empat) jenis yaitu:
1.        Impromtu
2.        Manuskrip
3.        Memoriter 
4.        Ekstempore
1.  Impromtu, adalah ceramah  yang sifatnya mendadak tanpa persiapan, jadi kalaupun ada, persiapannya bersifat spontan dan sebentar sekali. Misalnya anda sedang menghadiri sebuah pesta, tiba-tiba anda diminta untuk menyampaikan ceramah (biasanya sebagai kehormatan tersendiri bagi anda dan kebanggaan tersendiri bagi hadirin). Ceramah seperti ini disebut ceramah Impromtu, ceramah yang waktu persiapannya sangat sebentar sehingga menuntut banyak improvisasi dalam penyampaian.
Untuk para dai yang masih pemula, cara impromtu ini sebaiknya dihindari. Karena besar kemungkinan cara ini bisa mengakibatkan demam panggung (karena merasa kurang atau tidak siap); ceramah jadi terbata-bata hingga bisa juga sampai kacau. Lain halnya bagi mereka yang sudah pengalaman (senior), cara impromtu ini biasanya membawa berkah tersendiri. Kalaupun cara ini bukan atas keinginan dai itu sendiri, melainkan karena permintaan mendadak, namun ia bisa juga membawa berbagai keuntungan. Pertama, ceramah impromtu lebih orisinal dalam arti lebih dapat mengungkapkan perasaan penceramah yang sebenar-nya, karena ia tidak bisa memikirkan terlebih hulu materi yang disampaikannya. Dan kedua, materi ceramahnya bisa jadi lebih segar dan hidup sesuai dengan situasi yang dihadapi, karena muncul secara spontan.
2.   Manuskrip, ini adalah ceramah dengan persiapan makalah. Jadi ceramah anda berusaha dulu membuat makalah yang baik, dan sewaktu menyampaikannya, anda akan berpatokan pada makalah yang telah dipersiapkan itu.

Tapi bagi dai yang sudah berpengalaman, terkadang makalah tidak terlalu dijadikan pegangan ketika mempre-sentasikan ceramahnya. Meski makalah itu sudah dibuat sedemikian matang, namun dalam penyampaiannya ia lebih menekankan pada improvisasi sesuai dengan tantangan situasi dan kondisi. Hal ini mengingat bahasa lisan (penyampaian ceramah), bagaimanapun memiliki perbedaan dengan bahasa tulisan seperti makalah.
1.        Memoriter,  pesan ceramah jenis ini ditulis kemudian diingat kata perkata. Jadi cara persiapannya adalah dengan mengingat kata demi kata. Kelebihan cara ini memungkinkan pemilihan ungkapan yang lebih tepat, susunan materi yang rapi, gerak dan isyarat yang disesuaikan dengan laju uraian. Tapi karena pesan sudah tetap, maka kekakuan terhadapnya dapat mengakibatkan kurang terjalinnya kontak antara pesan dengan pendengar, kurang langsung, serta tidak leluasa berimprovisasi sesuai dengan tantangan yang ada (misalnya celetukan orang yang sebenarnya perlu disambar dengan sesuatu yang pas dan lucu, adanya yang ngantuk dan sebagainya), bahkan perhatian bisa beralih dari makna kata-kata kepada usaha mengingat-ingat. Bahaya terbesar timbul bila satu kata atau lebih hilang dari ingatan.
 
Cara ini biasanya digunakan untuk latihan dai-dai cilik yang dilatih sebagai calon dai. Karena mereka sebenarnya belum punya pendapat atau pendirian yang matang, mengenai berbagai masalah atau ajaran agama, maka jalan yang termudah buat mereka adalah dengan jalan menghafal materi yang sudah diberikan. Pelatih para dai kecil ini boleh jadi sekaligus merangkap jadi pemberi materi.

                    Kalau kita nonton Pildacil belakangan di Lativi, segera tampak bahwa ceramah para da’i-da’i itu antara lain lewat latihan menghafal. Ini misalnya terlihat antara lain dari materi-materi dan dari segi umur, tidak mungkin dilontarkan anak sekecil mereka, seperti tentang tawuran di DPR, tawuran mahasiswa, kritik atas berbagai masalah sosial dan seterusnya.

2.    Ekstempore, adalah jenis ceramah yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh da’i yang mahir. caranya, ceramah sudah dipersiapkan sebelumnya berupa out-line (garis besar) dan pokok-pokok penunjang bahasan (supporting points).

       Tetapi penceramah tidak beruasaha mengingatnya kata demi kata. Out-line itu hanya merupakan pedoman untuk mengatur (memetakan) gagasan yang ada dalam pikiran kita. Keuntungan ekstempore ini ialah komunikasi pendengar dengan penceramah lebih baik karena pence-ramah berbicara langsung kepada pendengar, pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.
 

0 komentar:

Posting Komentar