Pages

Senin, 22 Juli 2013

Epistemologi berbasis al-Qur'an



  

EPISTEMOLOGI BERBASIS AL-QUR'AN

A.    Kesimpulan

Kesimpulan pembahasan mengenai epistemologi berbasis Alquran berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1.      Pandangan ontologi berbasis Alquran melihat realitas bertitik tolak dari adanya Allah swt. sebagai pencipta dan adanya selain dirinya sebagai ciptaan. Dengan demikian status ontologis dari seluruh objek ilmu adalah akibat dari keterciptaannya sebagai objek yang berdimensi syahādah (fisik) dan atau berdimensi gāib (metafisik).
2.      Pandangan epistemologi berbasis Alquran terdiri atas sub-sub pandangan sebagai berikut:
a.      Sumber ilmu hanyalah Allah swt. yang menciptakan dan memiliki ilmu seluruh ciptaan-Nya, dan ilmu-ilmu yang berkembang dari ilmu milik-Nya. Allah swt. sebagai sumber ilmu karena hanya Dia yang tidak pernah tidak memiliki ilmu, sebagai syarat bagi sesuatu disebut sebagai sumber ilmu.
b.      Sarana-sarana untuk memperoleh memperoleh ilmu adalah satu kesatuan fakultas-fakultas pengetahuan pada diri manusia yang meliputi (1) indera lahir (2) otak dan (3) qalb. Ketika qalb menjalankan fungsinya sebagai indera bāṭiniyyah, maka Alquran menyebutnya sebagai fuād. Ketika qalb menjalankan fungsinya untuk memahami hasil penalaran, maka Alquran menamakannya dengan ‘aql. Ketika qalb melaksanakan fungsi menghayati kebesaran Allah swt. dalam hubungannya dengan seluruh ciptaan-Nya, maka Alquran menamainya sebagai lubb.
c.      Metodologi memperoleh ilmu berbasis Alquran adalah (1) metode tajrī  (eksperimen), (2) burhānī (argumentasi) dan (3) ‘irfānī (intuisi). Verifikasi kebenaran ilmu yang diperoleh dengan metodologi tersebut dilakukan secara proporsional dan menurut metodologinya, yaitu (1) teori korespondensi, (2) teori koherensi dan (3) teori pragmatis.
3.      Pandangan aksiologi berbasis Alquran dibangun dengan titik tolak tujuan penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah swt., sehingga memiliki tuntutan logis penggunaan ilmu untuk beribadah kepada Allah. Konsekuensi dari tujuan berilmu tersebut sejalan dengan sifat intrinsik objek-objek ilmu itu sendiri yang diciptakan oleh Allah swt. tidak sia-sia, tapi untuk kebaikan. Dengan demikian, menurut hakikatnya ilmu tidak bebas nilai. Pandangan aksiologi ini juga berdampak pada peningkatan kapasitas sesorang dalam proses keilmuan.
B.     Implikasi 
1.      Implikasi
a.      Epistemologi berbasis Alquran meletakkan semua peluang ilmu dalam spektrum yang luas dalam satu kerangka epistemologis yang sama sehingga tidak ada dan tidak akan ada dikotomi antarilmu dan dikotomi antara ilmu dan iman.
b.      Epistemologi berbasis Alquran menuntut lebih jauh pengembangan metode penelitian berbasis Alquran sebagai instrumen pengembangan ilmu pada tingkat terapan.
c.      Epistemologi berbasis Alquran meletakkan Alquran sebagai referensi utama dalam setiap proses keilmuan.
d.      Pandangan tentang taqdir dan sunnatullah dalam epistemologi berbasis Alquran menuntut pemahaman dan penjelasan yang lebih tepat terhadap kedua istilah tersebut oleh masyarakat atau umat Islam sebagaimana Alquran menggunakannya.
2.      Rekomendasi Penulis:
a.      Epistemologi berbasis Alquran seharusnya dijadikan mata kuliah utama di Perguruan Tinggi untuk membentuk cara pandang mahasiswa dalam masalah keilmuan.
b.      Untuk melakukan akselerasi upaya integrasi ilmu dengan nilai-nilai keimanan, dengan menggunakan dasar epistemologi berbasis Alquran ini, diadakan pusat studi dan atau laboratorium integrasi ilmu, agar dapat dilahirkan dasar-dasar ilmu integratif.

0 komentar:

Posting Komentar