Pages

Jumat, 13 Juni 2014

Pasal dan hukuman pencemaran nama baik

Pasal 36 UU ITE
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 sampai Pasal 34 yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain”
Misalnya, seseorang yang menyebarluaskan informasi elektronik yang bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain akan dikenakan sanksi pidana penjara maksimum 12 tahun dan/atau denda maksimum 12 milyar rupiah (dinyatakan dalam Pasal 51 ayat 2)
Pasal 51 ayat (2) UU ITE
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).

Fotos Andi Muhammad Amin Sengngeng

B
Add caption

Add caption


Sabtu, 07 Juni 2014

Sifat-sifat kepemimpinan perspektif Islam

Sifat-sifat Pemimpin Menurut Islam

Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad Rasululloh Saw adalah sosok manusia yang paling ideal, sempurna dalam segala hal. Beliau bukan hanya seorang nabi dan rasul pilihan, juga sebagai kepala rumah tangga yang harmonis bagi keluarga-keluarganya, sahabat yang baik bagi sesamanya, guru yang berhasil bagi murid-muridnya, teladan bagi ummatnya, panglima yang berwibawa bagi prajuritnya dan pemimpin yang besar bagi kaumnya.

Segala akhlak mulia ada padanya, sehingga Allah sebagai Pencipta pun memujinya,

Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Keberhasilan beliau sebagai Pemimpin, dilandasi sifat-sifat / kriteria-kriteria pemimpin yang ideal:

Bertaqwa kepada Allah Swt (1)
Sebagai syarat muthlak sebagai pemimpin. yang telah menjadi karakter kepribadiannya.

Amanah (2)
Artinya jujur, tidak pernah berdusta, menepati janji, berani mengatakan yang haq, bertindak adil dan profesional. Sifat ini harus menetap pada seseorang jauh sebelum dia menjadi pemimpin.
Sebagaimana diungkapkan dalam hadits:

وعن أبي أمامة قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم : " لا إيمان لمن لا أمانة له ، والذي نفسي بيده لا تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا " . رواه الطبراني

Shiddiq (3)
Membenarkan dan meyakini apa saja yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya sekalipun tidak dapat difahami oleh akal. Tokoh pemimpin berkarakter ini, adalah Abu Bakar Ashiddiq.

Seorang Shidiq sanggup berkata jujur, berani menyampaikan al-haq dengan segala resikonya, walaupun ia harus terusir dari negerinya. Sabda Rasulullah Saw,

عن أبي الدرداء ‏ "‏من فر بدينه من أرض إلى أرض مخافة الفتنة على نفسه ودينه كتب عند الله صديقا فإذا مات قبضه الله ـ عز وجل ـ شهيدا‏" ‏ فيه مجاشع يضع‏.‏

Fathonah (4)
Artinya pintar, cerdas, cermat, cepat mengambil keputusan, tepat menentukan tindakan, mampu membaca keadaan, dan memahami segala permasalahan.

Tabligh (5)
Artinya menyampaikan, Pemimpin sebagai informan tentang segala sesuatu yang penting diketahui oleh umat. Khususnya mengenai pesan-pesan agama.

Tegas dan Teguh Pendirian (6)
Dalam urusan tauhid dan al-Haq dari Allah seorang pemimpin tidak boleh lemah dan ragu. Rasulullah selalu tegas dalam membela agama Islam, tidak tergoda dengan rayuan dan sogokan.

Hai nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali[10].

Lemah Lembut (7)
Rasululloh Saw terkenal dengan sifatnya yang peramah, bukan pemarah, halus tutur katanya, tidak menyinggung perasaan orang lain. Allah mengabadikannya dalam Q.S Al-Fath:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.

Pemaaf  (8)
Manusia tidak terlepas dari kesalahan dan dosa, apalagi prajurit, staf atau rakyat biasa, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Rasulullah sangat pemaaf walaupun kesalahan sebagian sahabat-sahabatnya sangat fatal yang mengakibatkan kaum Muslimin kalah perang di Uhud, dengan besar hati beliau memaafkan sahabatnya dan memohon ampunan bagi mereka.

Senang bermusyawarah (9)
Musyawarah bukan untuk memaksakan kehendak, menolak usulan, otoriter dan merasa benar sendiri.

Bertawakal kepada Allah (10)
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Tawakal artinya menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah bersungguh-sungguh menyusun rencana yang dianggap matang.

11) Adil
12) Sabar
13) Bertanggung jawab

Teori Kepemimpinan

C. Teori Kelahiran Pemimpin


Para ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 [tiga] teori yang menonjol yaitu [a] teori genetis, [b] teori sosial, dan [c] teori ekologis[5].

a. Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk” [Leaders are born and not made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja terjadi, karena seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”. Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.

b. Teori Sosial
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan [Leaders are made and not born]. Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan faktor “ajar” atau “latihan”.
Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar, dan dlatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin.

c. Teori Ekologik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat dan lungkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasikan dengan baik.

Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu: [1] Bakat kepemimpinan yang dimilikinya. [2] Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya, dan [3] Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya, kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk menjadi pemimpin.
Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karana : [1] Membentuk diri sendiri [self constituded leader, self mademan, born leader] [2] Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi. [3] Ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak atasannya [Imam Mujiono, 2002: 18].

Kamis, 05 Juni 2014

Fota Acara Mapettu Ada

Pemasangan Cincin Patendre Ada
Menjelang Datangnya Keluarga Calon Mempelai Pria
Calon Mempelai Wanita dengan Ibu Hj. Rahmatiah, SE

Persiapan Pagi Menjelang Mapettu Ada

Office Boy Masjid Medinah

Office Boy Masjid Madinah

Rabu, 04 Juni 2014

Aqiqah Nizam Islami





Nizam di Cukur dalam Acara Aqiqah

Ustadz H. Abbas Sedang Menggunting Rambut Nizam




Muh. Nizam Islami M. Suratmin adalah anak kedua (putra) M. Mujahid Shaleh Suratmin, ST dan Daniati, SE, lahir sesar di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar. Anak pertamanya Nazia Azka M Suratmin (Nana), Lahir sesar di Rumah Sakit Inco Sorowako, tanggal 10 2009 pukul 09.00 Wita.



GPP Filsafat Ilmu Islami





Mata  Kuliah                           : FILS AFAT ILMU ISLAMI
Dosen                                     : DR. DRS. H. MUH. SHALEH SURATMIN, SH.,MHI
E-mail / Mobile                   : shaleh.suratmin@gmail.com / 08124274116
Blogger                               : shalehsuratmin.blogspot.com
Kode Mata Kuliah              :
Bobot                                          : 3(Tiga) SKS
Jenjang Studi                         : Doktor   (S3)
Angkatan/Kelas                   : TA. 2012/2013     


                       
Alamat: Kampus PPs-UMI, Jln Urip Sumoharjo No 225 Telp. 0411-454534 Makassar 90232 E-mail: info@pascaumi.ac.id
Alamat Rumah Jl. Prof. Dr. Abdurahman A. Basalamah, Komp. Perum UMI Blok F/6 Telp. 0411-446249 Makassar 90031

I.  Deskripsi Matakuliah
Matakuliah ini dirancang untuk kajian mahasiswa Program  Doktor PPs UMI, menyajikan bahasan secara filofis tentang konsep dasar filasafat ilmu perspektif filsafat sains sekuler dan filsafat ilmu Islami, sumber ilmu, substansi dan dimensi kajian filsafat ilmu pada konteks ontologis, epistemologis dan aksiologis, hakikat ilmu dan ilmuan, paradigma bahasa ilmiah dan karakteristik berfikir Islami.
II. Sasaran dan Tujuan Perkuliahan
 Setelah mengikuti perkuliahan filsafat ilmu Islami mahasiswa diharapkan:
1.  Mampu memahami konsep dasar filsafat sain sekuler dan filsafat ilmu Islami dalam pendekatan filosofis dan berwawasan secara universal. 
2.  Mampu membangun landasan keilmuan yang dijiwai nilai-nilai ajaran Islam yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat dalam dinamika global.
3.   Mampu mengembangkan diri sebagai ilmuan yang berfikir ushuli,berfikir Islami, dan berkarakter Islami.
                                                          
III. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)
                                                
PERT
MATERI KULIAH
WAKTU/
MENIT
I
Overview dan Identifikasi
120
II
Filsafat (Fils), Fils Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
120
III
Fils Sains Sekuler dan Fils Ilmu Islami   
120
IV
Sumber Ilmu Perspektif Fils Sains Sekuler dan Fils Ilmu Islami                     
120
V
Pandangan Ontologi Perspektif Fils Sains Sekuler dan Fils Ilmu Islami                     
120
VI
Lanjutan                                                                 
120
VII
Pandangan Epistemologi Perspektif Fils Sains Sekuler dan Fils Ilmu Islami
120
VIII
Lanjutan
120

Ujian Tengah Semester (UTS)

IX
Pandangan Aksiologi Perspektif Fils Ilmu Sekuler dan Fils Ilmu Islami
120
X
Lanjutan
120
XI
Hakikat Ilmu dan Ilmuan
120
XII
Karakteristik Berfikir Ushuli dan BerfikirZikir
120
XIII
Karakteristik  berfikir Islami
120
  XIV
 Lanjutan
120
XV
Paradigma dan atau karakteristik Bahasa Ilmiah

120
XVI
Review dan Evaluasi
120

Ujian Akhir Semester (UAS)


IV. Metode Pengkajian
1.     Ceramah, Dialog-Kreatif, Presentase/Seminar.
2.     Penguasaan Terstruktur, Penulisan Makalah.
V.  Evaluasi
1.     Akumulasi Presensi Mahasiswa Minimal 80%, Proporsi 20%.
2.     Dialog-Kreatif dan Seminar Makalah, Proporsi 40%.
3.       Ujian Tengah Semester (UTS), dan atau Tugas, Proporsi 10%.
4.       Ujian Akhir Semester (UAS), Proporsi 30%.
VI.Ketentuan Perkuliahan
1.    Ketua kelas wajib menghubungi dosen pengajar selambat-lambatnya satu hari sebelum Jadual Kuliah
2.    Selama perkuliahan berlangsung, Hand Pone posisi silent.
3.    Berpakaian Islami (sesuai ketentuan PPs UMI).
4.    Tertib.
VII. Referensi
Al-Qur’a>n al-Kari>m (QS)
Ahmad Tafsi>r, Filsafat Ilmu, Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan, Remaja Rosda Karya Bandung, 2010 (BU)
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu,  RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010 (BU)
Beerling, el al, Pengantar Filsafat Ilmu. Diterjemahkan dari buku Inleiding tot de Westens-chapsler. Tiara Wacana, Yogyakarta, 1990 (BA)
Fuad Rumi, Hand Out Filsafat Ilmu, Makassar, 1997 (BU)
Jujun Suriasumantri,  Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan Jakarta, 2005
    ,Ilmu dalam Perspektif. Yayasan Obor Indonesia, 2006. (BU)
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Alih Bahasa oleh Soejono Soemargono, Tiara Wacana Jakarta, 2004 (BU)
Murtadha Muthahhari, Tema-Tema Penting Filsafat Islam, Yayasan Muthahhari Bandung 1993
Naguib al Attas, Islam dan Filsafat Sains. Diterjemahkan oleh Saiful Muzani dari Buku Islam and The Philosophy of Science. Mizan Jakarta, 1989 (BA)
Suratmin, M Shaleh, Filsafat Ilmu, Telaah Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Islami, Cet. I Mazhab Ciputat, Jakarta, 2013.
Titus, Harold. H, Living Issues in Philosophy. An Introductory Book of Readings, New York: The Mac Millan Company, 1959 (BA)


                                                                  Makassar,                             2013M
                                                                                                1434H
Mahasiswa,                                  Dosen,



.....................................................       DR. DRS. HM. SHALEH SURATMIN, SH.,MHI